Biografi dan informasi lukisan original karya pelukis maestro terkenal

JAVADESINDO Art Gallery menyajikan informasi seputar biografi dan karya-karya lukisan original dari para pelukis maestro terkenal yang pernah dilelang atau dikoleksi oleh museum seni international.

Biografi dan informasi lukisan original karya pelukis maestro terkenal

JAVADESINDO Art Gallery menyajikan informasi seputar biografi dan karya-karya lukisan original dari para pelukis maestro terkenal yang pernah dilelang atau dikoleksi oleh museum seni international.

Biografi dan informasi lukisan original karya pelukis maestro terkenal

JAVADESINDO Art Gallery menyajikan informasi seputar biografi dan karya-karya lukisan original dari para pelukis maestro terkenal yang pernah dilelang atau dikoleksi oleh museum seni international.

Biografi dan informasi lukisan original karya pelukis maestro terkenal

JAVADESINDO Art Gallery menyajikan informasi seputar biografi dan karya-karya lukisan original dari para pelukis maestro terkenal yang pernah dilelang atau dikoleksi oleh museum seni international.

Biografi dan informasi lukisan original karya pelukis maestro terkenal

JAVADESINDO Art Gallery menyajikan informasi seputar biografi dan karya-karya lukisan original dari para pelukis maestro terkenal yang pernah dilelang atau dikoleksi oleh museum seni international.

Biografi dan informasi lukisan original karya pelukis maestro terkenal

JAVADESINDO Art Gallery menyajikan informasi seputar biografi dan karya-karya lukisan original dari para pelukis maestro terkenal yang pernah dilelang atau dikoleksi oleh museum seni international.

Monday, July 13, 2015

>> LUKISAN DAN BIOGRAFI WILLIAM ADOLPHE BOUGEUREAU



William Adolphe Bouguereau, lahir di La Rochelle pada 30 November 1825 - meninggal di tempat yang sama La Rochelle pada  19 Agustus 1905, ia adalah seorang pelukis akademik Perancis.

William Bouguereau, Dari tahun 1838-1841 mengambil pelajaran menggambar dari Louis Sage. Pada tahun 1841 keluarganya pindah ke Bordeaux, kemudian pada 1842 ayahnya mengizinkannya untuk menghadiri Municipale Ecole de Dessin et de Peinture paruh bersama Jean-Paul Alaux. Pada tahun 1844 ia memenangkan hadiah pertama untuk lukisan figur, yang menegaskan keinginannya untuk menjadi seorang pelukis. Karena ada dana keluarga yang cukup ia kemudian berangkat ke Paris. ia melukis potret dari bangsawan lokal pada masa tahun 1845 hingga 1846 untuk mendapatkan uang.

Pada tahun 1846, William Bouguereau kuliah di Ecole des Beaux-Arts, Paris.  Di studio Fran, Ois-Edouard Picot, menjadi awal dari pelatihan standar akademik yang di ikuti William Bouguereau.

Pada Desember 1850, William Bouguereau berangkat ke Roma , tinggal dan menetap di Villa Medici hingga tahun 1854, kemudian bekerja pada  Victor Schnetz dan Jean Alaux pada tahun 1786 hingga 1864. Selama periode ini ia membuat studi ekstensif dari karya Giotto di Padua dan Assisi, ia juga terkesan dengan  karya-karya master Renaissance dan klasik. Menggunakan teknik finishing yang sangat detail, warna dan gaya klasik menjadi ciri khas lukisannya. Pada tahun 1859 William Bouguereau memberikan beberapa sentuhan dekorasi untuk Gereja Capel St Louis , Clothilde, Paris, di mana ia bekerja di bawah pengawasan Picot. Karya lukisan pada Gereja  St Louis mencerminkan pengetahuan tentang seni Bouguereau awal Renaissance Italia.

William Bouguereau  memiliki sumber nama lengkap yang berbeda, beberapa ahli sejarah memberikan nama Adolphe William Bouguereau (nama biasa dan sipil-hanya sesuai dengan tradisi Perancis), dengan Adolphe sebagai nama biasa. Namun, nama pelukis  yang digunakan untuk menandatangani karya-karyanya hanya sebagai William Bouguereau (mengisyaratkan “William” adalah nama kecilnya), atau lebih tepatnya sebagai “W.Bouguereau.date” (alfabet bahasa Perancis) dan kemudian sebagai “W-BOVGVEREAV.

Pameran pertama dari karya-karya lukisanya pada tahun 1974 di Pusat Kebudayaan kota New York. Sebagai rasa ingin tahu Pada tahun 1984 Galeri Borghi host menggelar acara komersial, 23 lukisan cat minyaknya dan 1 gambar ditampilkan. Kemudian pada tahun yang sama sebuah pameran besar diselenggarakan oleh Museum of Fine Arts Montreal, Kanada.


A Soul Brought to Heaven by William-Adolphe


Art & Literature by William-adolphe


Evening Mood by William-adolphe


First Caresses by William-Adolphe


Invading Cupid's Realm by William-Adolphe


L'innocence by William-adolphe


Le Go er by William-Adolphe


Le Printemps by William-adolphe


Little Mauraders by William-adolphe


Maternal Admiration by William-adolphe


Nymphs and Saytr by William Adolphe


Portrait of Anna head by William Adolphe


Rest in Harvest by William-adolphe


Return from the harvest by William-adolphe


The Abduction of psyce by William-adolphe


The Birth of Venus by William-Adolphe


The Broken Pitcher by William Adolphe


The First Kiss by William-adolphe


The Little Beggar Girls by William-Adolphe


The Little Shepherdess by William Adolphe


The Nymphaeum by William Adolphe


The pet Bird by William Adolphe


The Secret by William Adolphe


The song of Angels by William-adolphe


Young Girl defending her self from Eros by William-adolphe

Sunday, July 5, 2015

>> LUKISAN DAN BIOGRAFI DJOKO PEKIK


Djoko Pekik lahir pada 2 januari 1937 di Grobogan, Purwodadi, Jawa Tengah. Djoko pekik masa kecil bukan seorang yang ahli dalam bidang melukis atau memiliki darah seorang pelukis. Ayah dan ibunya adalah seorang petani yang bisa dibilang miskin sehingga pada masa kecilnya ia harus membantu kedua orang tuanya untuk mencari makan. Namun, bakat melukisnya sebenarnya telah terlihat sedari kecil ketika ia bermain ande-ande lumut, ia berperan sebagai tokoh Kelenting Kuning dan menggambar sendiri baju tokoh tersebut. Djoko Pekik dari kecil menyatakan tidak memiliki cita-cita untuk menjadi seorang pelukis. ia mengungkapkan awalnya ingin menjadi seorang kepala desa dan memiliki seperangkat gamelan. Menjadi seorang pelukis sukses sebuah hal yang sangat jauh dari bayangan dia pada waktu kecil.

Pendidikan Djoko Pekik tidak berjalan mulus, ia tidak lulus sekolah dasar. Setelah itu, ia memilih untuk melanjutkan ke Akademisi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Jogjakarta pada tahun 1957-1962. Kemampuan melukisnya bukan terlahir dari sekolah ini tapi di Sanggar Bumi Tarung yang merupakan sanggar yang berada di bawah asuhan LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakyat). LEKRA adalah sebuah lembaga yang berafiliasi dengan PKI. Lembaga ini konsen terhadap sosial kerakyatan dan menolak imperialisme, kolonialisme dan kapitalisme. Keaktifan Pekik di sanggar ini memberikan hasil ketika lukisanya masuk dalam lima besar lukisan terbaik yang mendapat penghargaan pada tahun1964 dalam sebuah pameran tingkat nasional yang diadakan oleh LEKRA.

Keaktifan Pekik di LEKRA harus dibayar mahal, pasca peristiwa G30/S PKI tahun 1965. Karena pada saat itu semua organisasi atau lembaga yang berafiliasi dengan PKI dibersihkan, orang-orang yang aktif dalam kegiatan tersebut ditangkap dan ditahan. Pekik menjadi tahanan politik mulai 8 november 1965 di penjara Wirogunan. Ia diasingkan dan dimasukan penjara dengan siksaan seperti para tahanan lain, bahkan telinga kirinya sempat mengalami gangguan pendengaran hingga sekarang, karena sering dipukul oleh moncong senjata. Setelah penahanan tersebut Djoko Pekik vakum dalam dunia lukis melukis, namun jiwa melukisnya tak pernah mati hingga ia dilepaskan sebagai tahan politik.

Pada proses penahan kota 1970, Pekik sempat melangsungkan penikahan dengan seorang gadis bernama C.H. Tini Purwaningsih yang secara umur terpaut jauh yakni 14 tahun. Dalam menghidupi kelurganya Pekik berprofesi sebagai tukang jahit,  pada saat itu profesi ini benar-benar tidak mampu menopang kemapanan ekonomi keluarganya. Secercah harapan muncul ketika pada akhir 80-an ada seorang sarjana lukis bernama Astari Rasyid yang menjadikan lukisanya sebagai objek penelitian disertasinya. Setelah diteliti oleh Astari banyak yang membaca karya-karya Djoko Pekik baik dari dalam ataupun luar negeri. Keikutsertaan ia pada pameran di Amerika pada 1989 membuat ia terkenal luas dengan kekontroversian dia sebagai tahanan politik orde baru.

Kontoversial ini membawa Djoko Pekik terkenal di Indonesia, karena banyak majalah dan koran yang meliput pameran ia di Amerika. Hal ini berimbas pada banyaknya kolektor yang mulai memburu karya-karyanya. Karena bagi kolektor lukisan Djoko Pekik mampu melukiskan umpatan serapah kedalam kanvas yang memang bentuk curahan hati Pekik atas kenangan masa lalu. Lukisan Pekik dikenal memiliki keunikan disetiap karyanya, para kolektor berpendapat ia selalu berbeda dalam tiap lukisanya. Hal ini membuat Pekik kurang suka karena banyak yang berburu lukisan nya dan ingin melihat karya nya, hingga lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa ia memakai teknik yang sama dalam tiap lukisanya.

Lukisan " Indonesia 1998, berburu celeng " merupakan lukisan yang melambungkan namanya dalam pameran lukisan di Jogjakarta pada tahun 1999 karena lukisan ini terjual dengan harga satu milyar rupiah. Selanjutnya ada lukisan trilogi Pekik yang bagi ia merupakan karya yang paling mengesankan dari ratusan karya Djoko Pekik. Lukisan tersebut adalah Indonesia 1998 Berburu celeng, susu raja celeng serta tanpa bunga dan telegram duka cita.

Lukisan Djoko Pekik merupakan bentuk dari teriakan dia terhadap kungkungan orde baru dan bentuk protes ia terhadap kondisi sosial. Selama hidupnya Djoko Pekik menghasilkan kurang lebih 300 karya. Setelah ia keluar dari LEKRA ia menghasilkan karya yang berjudul  WTS Nagih Janji pada tahun 1966.Tahun 1988 yang berjudul Tukang Becak Main Kartu. Selanjutnya pada 6 Januari 1990, karya lukisannya berjudul Trumpet Seller dengan ukuran 96x132 cm. pada1994, berjudul Termenung. Pada tahun 1996 ia menghasilkan tiga karya yakni, Dua Termenung, Susu Radja Celeng, Wajah Cemberong. Kemudian pada tahun 1998 ia mengahsilkan karya dengan judul Woman.

Pada tahun 1999 merupakan tahun terbaik Pekik karena pada tahun ini karya yang ia hasilkan mampu dihargai sebesar satu milyar dan membuat dirinya terkenal, karya tersebut adalah Indonesia 1998 Berburu Celeng dan Persiapan Pentas. Pada tahun 2000 ia juga mampu menjual karya yang berjudul Majelang Pentas serta A Performance pada tahun yang sama. Pada tahun 2003 ia menghasilkan dua karya yakni Penari Topeng dan Awal Bencana di Lintang Kemukas 1965. Kemudian pada tanggal 22 Maret 2004 ia menghasilkan karya berjudul Ledak Gogik, pada 11 Juni 2004 dua karya ia selesaikan yakni Raksasa Mata Satu dan Wanita Jawa.

Selain itu, beberapa karya lukisan Djoko Pekik yang lain adalah  Yes I am a Whore, Becak Driver is Being Baby, Alit Ambara, Bumi Tarung, Dalang, Drinking a Glass of Syrup, Pasangan Hidup, Small Stone Seeker, Tak Seorangpun Pulang, Wearing a Stagen, Tayub, The Guardian, Traditional Games Seller.


Djoko Pekik, Anak Warung Nasi


Djoko Pekik, berburu celeng, 1998


Djoko Pekik, Berburu Celeng


Djoko Pekik, Bintang Iklan


Djoko Pekik, Bukit Parang Tritis, 100cm x 140cm, 1991


Djoko Pekik, Go To Hell Crocodile


Djoko Pekik, Jaran Kepang, 114cm x 140cm, 2007


Djoko Pekik, Kuli perempuan minum sirop, 100cm x 140cm, 1989


Djoko Pekik, Ledek Gogek, 100cm x 140cm, 1989


Djoko Pekik, Ngaso


Djoko Pekik, Pawang Kesurupan, 150x200cm, 2012


Djoko Pekik, Pencari kerikil, 120 cm x 88 cm, 1986


Djoko Pekik, Pengamen istirahat, 95 cm x 130 cm, 2008


Djoko Pekik, Pengamen Istirahat, 100cm x 140cm, 1991


Djoko Pekik, Penjaga malam, 100cm x 140cm, 1988


Djoko Pekik, Penjual mainan, 96cm x 136 cm, 1986


Djoko Pekik, Petruk Mantu


Djoko Pekik, Sadar wisata makan beling, 150cm x 150cm, 1989


Djoko Pekik, Stasiun KA Ngabean, 100cm x 140cm, 1988


Djoko Pekik, Tayuban, 150cm x 150cm, 1990


Djoko Pekik, Tukang becak momong, 100cm x 140cm, 1987


Djoko Pekik, Ya saya WTS, 100cm x 140cm, 1990


Djoko Pekik, Pawang Kesurupan, 150 x 200cm, 2012